May 25, 2015

Tentang sebuah profesi

Selamat malam,
Saya selalu merasa kesulitan saat mesti menulis profil diri sendiri. Saya sadar hal ini disebabkan banyaknya pekerjaan yang seringkali saya jalani secara bersamaan namun semuanya berbeda bentuknya, walaupun mungkin bidangnya sama. Seperti saat ini misalnya, saya masih membuat kolase, menjadi penulis naskah, konsultan komunikasi, juga pemateri lokakarya. Belum lagi saya juga membuat barang-barang kriya dengan nama Recycle Retro. Jadi apa sebenarnya profesi saya?
Kadang saya ingin juga seperti banyak teman saya yang tampaknya sudah jelas alur profesi dan hal-hal yang ingin mereka lakukan di dalam hidupnya. Sementara saya rasanya dari dulu ya seperti ini saja. Bersenang-senang melakukan apapun yang membuat saya senang, apalagi kalau kemudian juga mendatangkan uang, makin senanglah saya melakukannya. 
Namun kemudian saya berpikir bahwa yang penting dari semua yang saya lakukan tersebut adalah saya senang dan menikmati prosesnya. Mungkin memang alur yang tepat untuk saya yang memang mudah bosan dan memiliki banyak ketertarikan pada banyak hal adalah seperti sekarang ini. 

Dan saya akui saya seringkali memang memberanikan diri untuk melakukan sesuatu atau melakukan pekerjaan yang saya belum pernah lakukan sebelumnya agar saya belajar sesuatu yang baru, kenal juga dengan lingkaran pergaulan baru, dan banyak hal-hal baru lainnya karena saya sadar sekali saya adalah orang yang apabila sudah nyaman dengan satu lingkungan atau kebiasaan kemudian malas sekali keluar dari sana. Terlena. Padahal hidup bukan hanya tentang merasa nyaman, aman dan tentram kan?  Dengan gelisah kita jadi tahu apa artinya tenang, dengan kurang kita jadi bisa bersyukur kalau kita berlebih atau bahkan seringkali berlebihan.
Karenanya mulai sekarang kalau diminta menulis profil dan mesti menulis profesi, saya akan menjawabnya dengan: menjadi diri saya sendiri.

Ika

6 comments:

-ndutyke said...

Apik2 mbak hasil karyamu. Aku suka melihatnya :)

vantiani said...

Suwun sanget, mbakTyka:)

Dwi Ananta said...

Saya penggemar karya-karya Mbak Ika ^^ cuma memang belum bisa membelinya hehehe

Santhy Nurhayanty said...

entah karena sesama geminy, ato karena bidang yang saya geluti dekat (craft + design) dengan mba ika jadinya berasa ngaca hehehe, thanks for sharing, I feel youu, wish you all the best, xoxo

Santhy Nurhayanty said...

entah karena sesama geminy, ato karena bidang yang saya geluti dekat (craft + design) dengan mba ika jadinya berasa ngaca hehehe, thanks for sharing, I feel youu, wish you all the best, xoxo

I. Widiastuti said...

Ini persis seperti yang kuhadapi ketika harus buat kartu nama, makanya sampai sekarang aku tidak punya kartu nama pribadi, karena saat harus mencantumkan profesi, aku takut suatu saat aku bosan dengan profesi itu atau ada hal lain yang bikin banting setir. Ada teman yang bilang, "tulis saja nama profesi yang paling dekat dengan yang kamu kerjakan dan semua orang mengenalnya", tetapi masalahnya adalah banyak orang mengenalku, atau mungkin Ika, dengan jenis pekerjaan yang berbeda. Misalnya Ika yang jadi konsultan komunikasi, Ika sebagai seniman kolase atau Ika sebagai pengoleksi barang antik yang cantik.

Nah kan, dirundung bingung, maka aku tinggalkan proyek kartu nama itu. Alasan paling logis, "belum nemu gambar yang pas."

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...